Senin, 11 April 2011

peluang

Kreatif Membuka Usaha

Hari ini blog saya kembali mendapat hadiah istimewa dari seorang ibu di Semarang yaitu Ibu Fauziah. Bukan hadiah berbentuk barang, tapi hadiah "komentar" yang sangat istimewa, karena bisa memberi kita (pengusaha pemula) suatu wawasan baru tentang bagaimana memulai usaha.
Saya yakin apa yang Bu Fauziah lakukan bisa dilakukan oleh siapa saja yang benar-benar MAU memulai. Kata MAU sengaja saya buat huruf besar, karena tanpa kemauan yang kuat, biasanya ide-ide hanya menjadi wacana, alias NATO (No Action Talk Only). Dan Bu Fauziah tidak berwacana tentang ide-ide bisnis, tapi mengambil tindakan nyata dengan langkah yang mudah dan terjangkau, tapi bisa memberi hasil yang melebihi perkiraan semula.
Saya ingat kedua anak saya, kalau menginginkan sesuatu dan kemudian saya beri tantangan, kalau sudah ada kata MAU apapun tantangannya akan dilakukan. Demikian juga, kalau Anda pembaca yang budiman MAU segera melangkah / mengambil tindakan nyata untuk memulai membuka usaha, saya yakin akan ada hasil yang akan Anda petik … cepat atau lambat.
So.. tidak perlu berpanjang lebar, saya kutip komentar Ibu Fauziah berikut ini :
"aww,
saya seorang ibu rt biasa, ingin memberi sedikit pengalaman yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi rekan2 lain yang ingin buka usaha dan masih ragu memulainya…..Saya baru memulai usaha hmpr 2 bulan, tepatnya sejak tanggal 24 Okt 07, berjualan apa saja…dari pakaian wanita, mukena, baju anak, batik,jilbab, dll…Bermula secara spontan tanpa banyak pertimbangan, dari niat membantu seorang teman yang ingin usaha tapi tak punya modal, jadi saya bantu dengan produk2 yang saya beli grosiran dari jakarta (kebetulan saya sering mondar mandir jakarta-semarang), lalu dia jual ke kantor dengan sistem cash maupun credit max 2bulan. Dari satu teman,berlanjut ada teman lain yang jg mau menjual barang2 saya , bahkan saya tawarkan ke guru anak saya…terus begitu hingga ada 5 orang yang saya percaya yang mau menjualkan barang2 saya.  Karena target saya bulan pertama hanya baru "mencari pasar", saya hanya mengambil keuntungan sangat minim dan membiarkan mereka menentukan harga penjualannya.
Satu bulan pertama, berdasarkan pantauan dari teman2 marketing atas produk yang diinginkan pasar, saya selalu mendatangkan produk2 baru tiap hari senin dan/rabu dan merolling produk2 tersebut setiap hari jumat ke masing2 marketing…sehingga produk tidak terlalu lama dipegang oleh 1 marketing dan variasi produk bisa dinikmati semua marketing dengan adil.. Genap 1 bulan, semua produk dikembalikan pada saya, saya istilahkan "opname produk" jg hari untuk setor hasil penjualan, sehingga saya bisa menghitung secara tepat omzet dan profit saya dalam satu bulan…sungguh terkejut saya mendapatkan omzet yang 4x lipat dari target yang saya rencanakan…, dan jumlah produk yang terjual mancapai 200pcs, shg saya berkesimpulan: dari modal yang saya keluarkan, bila bulan2 berikutnya dapat saya (dan teman2) pertahankan, saya cukup optimis  dalam 2-3 bulan akan bisa tercapai BEP,.. Padahal saya memulai usaha setelah lebaran, dimana sebenarnya pasar biasanya kurang bergairah…tapi ternyata sistem yang saya jalankan cukup efektif karena "menjemput bola"…walaupun terus terang saya hampir tidak mengeluarkan "keringat" karena saya hanya memanage saja, memberi sedikit training dan tentunya menerapkan open managemen…tak akan tercapai kesuksesan bila tanpa kerjasama yang baik dan ikatan yang kuat antar personal…sebagai ibu yang punya anak batita, tentunya waktu saya jd masih cukup banyak untuk mengurus keluarga. Semoga pengalaman saya membawa inspirasi dan semangat untuk yang membutuhkan…terutama bagi ibu2 rt yang lain,…
selamat memulai usaha…
wassalam"
Demikian komentar Bu Fauziah. Terimakasih banyak ya Bu atas komentarnya. Ada banyak aspek yang bisa kita perlajari dari langkah-langkah yang sudah Bu Fauziah ambil, khususnya bagi ‘pengusaha’ pemula, antara lain:
# Niat awal membuka usaha: bukan hanya mencari keuntungan. Ada niat mulia dibalik itu, mungkin niat yang sederhana yaitu ingin membantu orang lain, tapi itu mencerminkan sifat yang mulia. Untuk memulai usaha jangan egois memikirkan untung untuk diri sendiri saja.
# Nothing To Loose, atau mungkin lebih tepatnya Ikhlas menjalaninya, ikhlas mendapatkan untung yang kecil asal orang lain bisa dapat untung. Bisa juga diartikan, buka usaha boleh dan syah-syah saja berharap dapat untung, tapi kalaupun gagal, kita siap menerima akibat / resikonya.
# Target yang terjangkau: Seperti yang Bu Fauziah tulis, target pertama hanya mencari pasar. Coba kalau target pertama sudah dipatok terlalu tinggi misalnya harus untung sekian juta, mungkin ceritanya akan lain. Demikian juga kami di Kios Addina, awalnya kami membuat target yang realistis dan boleh dibiliang sangat kecil. Sekali kita bisa mencapai target pertama, maka untuk menetapkan target berikutnya yang lebih besar kita bisa semakin yakin. Sama seperti naik tangga, selalu diawali dari tangga terendah yang sangat mudah terjangkau.
# Kreatif : Mungkin selama ini kita selalu terpaku pada keinginan sendiri bahwa untuk membuka usaha pakaian harus ada tokonya. Bu Fauziah justru punya ide lain, tidak perlu membuka toko (benar kan Bu?), cukup menggunakan jasa pemasaran yang direkrut dari lingkungan sekitar. Ide yang sederhana, brilian, dan kadang tidak terpikir oleh kita. Padahal sebenarnya contoh model usaha seperti ini sudah banyak, MLM misalnya, atau usaha direct selling lainnya. Tinggal lakukan ATM = Amati, Tiru, Modifikasi.
Demikian juga kreatif dalam memutar barang dagangan. Antar pemasar, barang-barang yang tidak laku saling dipertukarkan. Karena memang sering terjadi di tempat yang satu barang A tidak laku, tapi di tempat lain barang yang sama akan mudah laku.
# Bentuk sistem : Sesederhana apapun usaha kita sebenarnya ada sistem di dalamnya. Masalahnya kadang kita biarkan sistem tumbuh liar, tidak kita arahkan dan tidak kita pelihara. Nah Bu Fauziah, juga sudah membentuk sistem, dari sistem pemasaran, sistem stok opname, sistem perhitungan omset dan keuntungan, sistem manajeman produk dan manajeman tenaga pemasar, ada sistem traningnya juga dan sistem lainnya. Tinggal dikembangkan sistemnya ya Bu.
Itu antara lain yang bisa saya petik hikmahnya dari komentar Bu Fauziah, barangkali ada pembaca lain yang ingin berkomentar atau memiliki ide atau pengalaman serupa, kita bisa saling berbagi.
Wassalam & Salam FUNtastic!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar